Sabtu, 25 Agustus 2012

The Avengers


Ketinggalan..
Selamat hari raya  Idul Fitri..
Sudah kembali fitrah, saatnya nulis lagi..


Nah, setelah dimulai dengan 2 resensi novel, dalam blog ini aku akan share beberapa resensi film juga ya.. Karena selain novel, banyak juga lo film-film dengan cerita bagus yang bakal jadi inspirasi buat kalian semua. Sebagai contoh, Indonesia baru-baru ini dikejutkan dengan kemunculan film The Raid Redemption yang wah banget adegan actionnya, pantas aja beberapa kali nyabet penghargaan festival film luar negeri. Ngomong-ngomong action, kali ini aku bakal nulis sedikit tentang film The Avengers  yang tahun ini sukses menyedot perhatian banyak penikmat film karena tokoh-tokoh superheronya keren-keren.

Bayangin aja gimana serunya saat Captain America dengan pengalamannya dari masa lampau sukses mengomandoi Iron Man yang urakan namun gaya serta Hulk yang kuat dan brutal. Ditambah kehebatan sepasang pembunuh profesional yaitu Black Widow dan Hawk Eye serta tak ketinggalan sang legenda Thor dari Asgard.

JOKER by Valiant Budi (@Vabyo)


Nol..
Nihil dan kosong,
Tapi tetap sebuah nilai..
Nol..
Memenangkan perkalian,
Tidak butuh dipangkatkan,
Karena akan tetap bernilai nol..
Aku mungkin nol, nihil, kosong, 
Tapi tetap bernilai..
Mungkin tanpa arti,
Tapi tetap ada, 
Dihatimu..

Puisi di atas menjadi bagian yang ku favoritkan selain jalan cerita dari novel ini sendiri. Vabyo dengan khasnya berhasil membuatku bingung tentang jalan cerita di Joker. Awalnya abstrak, ditengah mulai jelas, dan di akhir berhasil membuat kaget, buktikan sendiri guys..

Novel ini memiliki dua tokoh bernama Brama dan Alia, dimana keduanya sangat berbeda tapi dalam hal tertentu juga memiliki banyak persamaan.

Rabu, 08 Agustus 2012

KAU AKU DAN SEPUCUK ANGPAU MERAH by Tere Liye


Siang all, hari ini aku bakal memulai rangkaian resensi-resensi novel yang sudah ku janjikan minggu lalu ya. Sebenarnya bukan resensi dalam arti sebenarnya yang menurut pelajaran Bahasa Indonesia harus memiliki macam-macam aturan, karena tau sendiri lah, its just a blog, yang slalu bebas diisi oleh yang punya, sekedar nyampah, berbagi, ataupun jadi inspirasi, jadi buat ahli-ahli bahasa jangan protes ya, he... But, kritikan slalu ku artikan sebagai pemacu ko..

Nah, kenapa hari ini aku memilih judul novel di atas? Jawabannya adalah selain tu novel yang paling terakhir kubaca dalam bulan ini, novel-novel Indonesia harus djadikan pertama tampil sebagai wujud penghargaan kita atas karya bangsa dong. So, langsung aja nih ceritanya yaa..

Oke deh, fiksi ini berlatar belakang kota Pontianak (sebagian besar), sempat pula di Surabaya dan Kuching (Malaysia), yang mengisahkan kisah cinta yang di alami bujang paling lurus di tepian sungai Kapuas bernama Borno. Dia hidup ditengah keluarga sederhana yang sudah ditinggalkan ayahnya akibat serangan ubur-ubur, dimana disaat kritis ayahnya memilih mendonorkan jantungnya kepada orang lain. Cerita dimulai dengan kehidupan Borno yang luntang lantung berganti-ganti pekerjaan. Sampai akhirnya menjadi pengemudi sepit (speedboat) menakdirkannya bertemu dengan cinta pertamanya, Mei, lewat sepucuk angpau merah.
Layaknya cinta-cinta anak muda yang lain, sosok Mei yang sendu dan misterius membuat Borno selalu salah tingkah. Cinta yang sebenarnya memang memabukkan, membuat semuanya bisa gila. Temannya si Andi pun turut terlibat dalam curhatnya Borno, dan sosok Pak Tua hadir selalu dengan petuah-petuah indahnya.  Cinta adalah perbuatan, kau selalu bisa memberi tanpa sedikitpun rasa cinta, namun kau takkan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi”, menjadi salah satu contoh kata bijak Pak Tua, hal ini pula yang setia mewarnai isi bab-bab dalam novel ini.