
Terjebak bersama mereka adalah seorang pengurus jenazah dari Amerika bernama John, yang
awalnya hanya mencari keuntungan dari gereja. Namun hati nuraninya tergerak
ketika serangan demi serangan masuk ke gereja yang seharusnya menjadi wilayah
netral, sampai dengan brutalnya tentara jepang menyiksa dan melecehkan para
biarawati muda. Akhirnya John berpura-pura sebagai pendeta di gereja itu dan
berusaha melindungi semuanya. Salah satu wanita pengibur bernama Yu Mo yang
menarik hatinya juga memintanya untuk mengeluarkan mereka semua dari tempat itu
ke daerah lain yang lebih baik.
Namun rencana yang matang pun tetap tak bisa merubah takdir, karena harus ada yang dikorbankan untuk hadir dalam pesta pemimpin-pemimpin tentara Jepang yang sebenarnya adalah ajang penyiksaan. Haruskah John membiarkan para biarawati menghadiri acara tersebut sebagai undangan dan membawa Yu Mo dan teman-temannya keluar kota? Ataukah dengan kecerdikannya ia mampu menyelamatkan semuanya??
Namun rencana yang matang pun tetap tak bisa merubah takdir, karena harus ada yang dikorbankan untuk hadir dalam pesta pemimpin-pemimpin tentara Jepang yang sebenarnya adalah ajang penyiksaan. Haruskah John membiarkan para biarawati menghadiri acara tersebut sebagai undangan dan membawa Yu Mo dan teman-temannya keluar kota? Ataukah dengan kecerdikannya ia mampu menyelamatkan semuanya??
The Flower of War menghadirkan suguhan apik tentang suasana
perang yang melanda Cina. Adegan pengorbanan tentara-tentara Cina di awal film
mampu membangkitkan semangat nasionalisme. Dikemas dengan action yang mumpuni,
dan cerita kemanusiaan yang kental, serta dibumbui dengan derita dibalik
sensualitas wanita penghibur, film ini akan mengingatkan kita bahwa berkorban
berarti menang dan wanita penghibur juga tetap manusia dimana hak dan nuraninya
masih sama dengan wanita lainnya. Jangan ketinggalan nonton yaa..
Mantef nah filmnya..heee
BalasHapusMakasih mank icah.. Newbie, msih perlu banyak belajar dr blog sampean,he..
BalasHapus