Satu lagi film yang berdasarkan cerita novel. Kali ini aku
bakal ngasih review dari film HUNGER GAMES yang penjualan novelnya menanjak
tajam. Penikmat novel Hunger Games pasti sudah menantikan bentuk visualnya,
namun sebagai penikmat novel dan film sekaligus, aku menilai film ini sama
seperti Harry Potter dan Twilight Saga dimana imajinasi kita saat membacanya
akan sedikit dikecewakan dengan tampilan filmnya. Namun bisa dikatakan sudah
layak ditonton untuk membuat kita nonton lagi film-film Hunger Games
berikutnya.
Diceritakan setelah terjadi pemberontakan, Capitol (negara
kesatuan) mewajibkan tiap distrik mengirimkan sepasang remaja sebagai tribute
untuk dipertandingkan dalam permainan Hunger Games. Permainan hidup mati ini
hanya memperebutkan satu pemenang, dimana sepak terjangnya menjadi pertunjukan
menarik untuk para bangsawan dan penonton lain. Di distrik 12 yang merupakan
distrik pinggiran dan terakhir, terpilih Katniss Everdeen (menggantikan adiknya
Prim) dan Petta Mellark. Mereka berdua akhirnya dibawa ke ibukota. Saat
pertunjukan pertama, dengan dibantu tim promosi distrik 12, mereka berhasil
merebut perhatian penonton dengan pakaian yang dimodifikasi dengan nyala api.
Saat pelatihan pun, Petta dengan kekuatannya dan Katniss dengan ketepatan
memanahnya berhasil mendapatkan poin-poin tinggi, bersaing dengan pasangan
tribute unggulan dari distrik 1 dan 2.
Hunger Games pun dimulai,
arena khusus yang didesain sebagai hutan terisolir menjadi tempat pertarungan. Pertandingan dibuka dengan pembantaian langsung saat 24 tribute berebut senjata-senjata yang sudah disediakan. Beda dengan yang lain, Petta dan Katniss memilih bertahan dan lari untuk sembunyi. Strategi itu benar, hanya tersisa sedikit tribute yang masih hidup. Dengan sadisnya, pasangan tribute dari distrik 1 dan distrik 2 bekerjasama untuk menyingkirkan sisanya. Akhirnya Katniss pun terpojok, namun ia masih dapat bertahan dengan keberuntungan dan tribute lain yang kadang menolong, meskipun akhirnya harus ia sendiri yang menyelesaikannya. Petta memiliki strategi lain, awalnya ia memilih pura-pura bekerjasama dengan tribute dari distrik 1 dan 2, sebelum akhirnya ia tercebak bersama Katniss yang dicintainya dan kemudian memulai strategi baru. Dengan bantuan alam dan kecerdasan membuat situasi, mereka berdua akhirnya menang. Namun sesuai peraturan, hanya ada satu juara, dan mereka harus membunuh satu sama lain untuk mendapatkan satu gelar juara dan pulang kembali ke desa. Jadi, siapakah yang akhirnya tega membunuh pasangannya?
arena khusus yang didesain sebagai hutan terisolir menjadi tempat pertarungan. Pertandingan dibuka dengan pembantaian langsung saat 24 tribute berebut senjata-senjata yang sudah disediakan. Beda dengan yang lain, Petta dan Katniss memilih bertahan dan lari untuk sembunyi. Strategi itu benar, hanya tersisa sedikit tribute yang masih hidup. Dengan sadisnya, pasangan tribute dari distrik 1 dan distrik 2 bekerjasama untuk menyingkirkan sisanya. Akhirnya Katniss pun terpojok, namun ia masih dapat bertahan dengan keberuntungan dan tribute lain yang kadang menolong, meskipun akhirnya harus ia sendiri yang menyelesaikannya. Petta memiliki strategi lain, awalnya ia memilih pura-pura bekerjasama dengan tribute dari distrik 1 dan 2, sebelum akhirnya ia tercebak bersama Katniss yang dicintainya dan kemudian memulai strategi baru. Dengan bantuan alam dan kecerdasan membuat situasi, mereka berdua akhirnya menang. Namun sesuai peraturan, hanya ada satu juara, dan mereka harus membunuh satu sama lain untuk mendapatkan satu gelar juara dan pulang kembali ke desa. Jadi, siapakah yang akhirnya tega membunuh pasangannya?
Temukanlah jawabannya dalam film The Hunger Games, yang
menyediakan adegan pertarungan remaja yang sangat menarik untuk kita tonton.
Buruaaaaaan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar