Selasa, 04 September 2012

Review Film : THE HUNGER GAMES


Satu lagi film yang berdasarkan cerita novel. Kali ini aku bakal ngasih review dari film HUNGER GAMES yang penjualan novelnya menanjak tajam. Penikmat novel Hunger Games pasti sudah menantikan bentuk visualnya, namun sebagai penikmat novel dan film sekaligus, aku menilai film ini sama seperti Harry Potter dan Twilight Saga dimana imajinasi kita saat membacanya akan sedikit dikecewakan dengan tampilan filmnya. Namun bisa dikatakan sudah layak ditonton untuk membuat kita nonton lagi film-film Hunger Games berikutnya.
Diceritakan setelah terjadi pemberontakan, Capitol (negara kesatuan) mewajibkan tiap distrik mengirimkan sepasang remaja sebagai tribute untuk dipertandingkan dalam permainan Hunger Games. Permainan hidup mati ini hanya memperebutkan satu pemenang, dimana sepak terjangnya menjadi pertunjukan menarik untuk para bangsawan dan penonton lain. Di distrik 12 yang merupakan distrik pinggiran dan terakhir, terpilih Katniss Everdeen (menggantikan adiknya Prim) dan Petta Mellark. Mereka berdua akhirnya dibawa ke ibukota. Saat pertunjukan pertama, dengan dibantu tim promosi distrik 12, mereka berhasil merebut perhatian penonton dengan pakaian yang dimodifikasi dengan nyala api. Saat pelatihan pun, Petta dengan kekuatannya dan Katniss dengan ketepatan memanahnya berhasil mendapatkan poin-poin tinggi, bersaing dengan pasangan tribute unggulan dari distrik 1 dan 2.
Hunger Games pun dimulai,
arena khusus yang didesain sebagai hutan terisolir menjadi tempat pertarungan. Pertandingan dibuka dengan pembantaian langsung saat 24 tribute berebut senjata-senjata yang sudah disediakan. Beda dengan yang lain, Petta dan Katniss memilih bertahan dan lari untuk sembunyi. Strategi itu benar, hanya tersisa sedikit tribute yang masih hidup. Dengan sadisnya, pasangan tribute dari distrik 1 dan distrik 2 bekerjasama untuk menyingkirkan sisanya. Akhirnya Katniss pun terpojok, namun ia masih dapat bertahan dengan keberuntungan dan tribute lain yang kadang menolong, meskipun akhirnya harus ia sendiri yang menyelesaikannya. Petta memiliki strategi lain, awalnya ia memilih pura-pura bekerjasama dengan tribute dari distrik 1 dan 2, sebelum akhirnya ia tercebak bersama Katniss yang dicintainya dan kemudian memulai strategi baru. Dengan bantuan alam dan kecerdasan membuat situasi, mereka berdua akhirnya menang. Namun sesuai peraturan, hanya ada satu juara, dan mereka harus membunuh satu sama lain untuk mendapatkan satu gelar juara dan pulang kembali ke desa. Jadi, siapakah yang akhirnya tega membunuh pasangannya?
Temukanlah jawabannya dalam film The Hunger Games, yang menyediakan adegan pertarungan remaja yang sangat menarik untuk kita tonton. Buruaaaaaan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar